WAKTU

Selasa, 10 Maret 2020

Erigo


Pemilik brand fashion Erigo Store ini rela meninggalkan bangku kuliah dan melupakan gelar S1, demi mengembangkan bisnis yang sudah diimpikannya sejak lama.
Sadad, panggilan akrab lelaki ini mengaku, ketertarikannya pada dunia bisnis sudah muncul ketika dirinya masih menempuh pendidikan di SMA.
Namun, baru pada 28 November 2010, saat dirinya sudah berkuliah, Sadad baru bisa merealisasikan mimpinya untuk menjalankan bisnis sendiri.
Kala itu, ia membuat sebuah brand bernama Selected and Co. Namun rupanya, brand tersebut sudah dimiliki pebisnis lain sehingga mau tak mau ia harus menggantinya. Pada Juni 2013, tercetuslah nama Erigo.
Jadi, kenapa gue ngundurin diri dari kuliah karena saat itu utang gue udah numpuk. Ini harus gue selesaikan. — Muhammad Sadad, Founder Erigo Store Di usia bisnis yang masih seumur jagung, Erigo sudah mengalami pasang-surut. Sebagai contoh, bermaksud dapat untung dengan rela menggelontorkan banyak uang demi memasarkan dan menjual produk-produknya, malah buntung yang dibawanya pulang.
“Kami sempat rugi. Jadi, kayak pameran di Malaysia, (biaya) operasional sampai 25 juta, omzet cuma 5 juta. Terus, pameran di Surabaya, Makassar, itu bener-bener rugi. Jadi, kenapa gue ngundurin diri dari kuliah karena saat itu utang gue udah numpuk. Ini harus gue selesaikan,” terang Sadad ketika ditemui tim KoinWorks baru-baru ini.
Bangkit dari keterpurukan menjadi hal yang menantang bagi lelaki kelahiran 15 Juni 1990 ini. Berkat kegighan dan semangat pantang menyerah, ia berhasil meningkatkan penjualan hingga ribuan persen banyaknya.Bahkan, pada 2015 lalu, ia mampu mencapai omzet hingga Rp 22 miliar.
Nyatanya, di saat sudah menemukan cara yang tepat untuk kembali membangun bisnisnya. ia tidak ingin kehilangan momen tersebut. Pada akhirnya, Sadad semakin yakin untuk tidak melanjutkan kuliah demi fokus berbisnis.


Saat dirinya dirundung kegagalan, Sadad bersyukur memiliki orangtua yang tak henti-hentinya mengalirkan dukungan kepadanya.
“Pas fase-fase gue terpuruk, orangtua gue sempat yang harus jual ruko, jual ini-itu, jual asetnya buat kemajuan usaha sendiri. Orangtua gue selalu berpesan, ‘Bang, ketika susah, ketika lagi ada masalah, cerita sama Mama, ya. Cerita sama Papa. Biar dibantu doa juga’,” kenang Muhammad Sadad.

Betapa Muhammad Sadad menyadari bahwa kedua orangtuanya masih memercayakan dirinya untuk mengembangkan bisnis sendiri. Bahkan, sampai mendukungnya dari segi materi dan materiil.
Pas fase-fase gue terpuruk, orangtua gue sempat yang harus jual ruko, jual ini-itu, jual asetnya buat kemajuan usaha sendiri. — Muhammad Sadad “Ya, orangtua paling berjasa,” sebutnya.
Mendapat dorongan dan semangat dari orang-orang sekitar, jangan heran bila Erigo kian eksis, terutama di kalangan anak muda. Berbagai produk yang dijual, di antaranya kemeja, celana jeans, jaket, topi, dan tas, laris manis di pasaran.
“Erigo sudah ada di department store, ada toko sendiri, tapi mostly kami besar dari online. Kenapa clothing? Awalnya diajakkin teman sih, jualan baju. Awalnya masih underestimate, lama-lama gue seriusin, dan sekarang sudah punya 60 karyawan,” kata Muhammad Sadad.

Dalam menjual produk-produknya, Sadad menggunakan platform online dan offline. Untuk online, ia menggunakan media sosial guna mempromosikan Erigo.

“Kami men-display produk di Instagram. Kami enggak jual lewat Line, WhatsApp. Dari 2015 kami sudah decide semua pelanggan yang beli Erigo harus melaui web. Alhamdulillah tanggal 16 Maret kami launching aplikasi, sudah ada di App Store, (sementara) iOS menyusul,” terang Sadad.

Sementara itu, produk Erigo juga bisa ditemui di Medan dan Palembang. Dua kota dianggap potensial lantaran ketika ia membuka pop-up store di sana, penjualannya cukup bagus.
Siapa yang menyangka, dulu, banyak yang memandang bisnisnya sebelah mata. Banyak yang meragukan bahwa Sadad tak bisa membawa Erigo Store menapakki tangga kesuksesan.
“Dulu, pas ditanyain orang-orang, ‘Ngapain sih lo ngelakuin (bisnis) ini?’. Ya, mungkin sekarang bisa kasih lihat (hasilnya) ke orang-orang. Bukannya dendam atau apa, tapi saat itu memang banyak orang yang enggak percaya,” kata Sadad.
“Gua ada di titik gue bisa dan itu ada kepuasan tersendiri. Alhamdulillah sekarang sudah punya karyawan, tim sendiri, dan ya… gue cukup puas,” sambungnya.


Untuk terus bisa membuat bisnisnya berjalan, perputaran arus kas tentu haruslah sehat. Diakui Sadad, ia masih memerlukan permodalan usaha untuk mengekspansi bisnisnya, meski omzet yang diraih sudah menyentuh angka puluhan miliar.
Biasanya, Sadad meminjam modal usaha kepada teman-teman yang dikenalnya. Namun, ia dikenakan bunga yang cukup tinggi.


“Terus, dia (teman) bilang, ya udah, coba cari peer-to-peer lending yang banyak kasih pinjaman dana dengan bunga yang lebih ringan. Ya, muncul KoinWorks. Kami follow up,” sambungnya.
Sadad mengatakan, pengajuan modal di KoinWorks sangat mudah dan cepat. Di sisi lain, peminjam rupanya juga tidak perlu datang langsung ke kantor KoinWorks karena memang proses tatap muka tidak diperlukan.

“Kami cukup happy juga karena waktu nggak tersita, nggak habis di jalan. Sangat terbantu. Terbukti P2P fintech lending yang paling cepat ya KoinWorks,” ujar lelaki berkumis ini.
Terbukti P2P fintech lending yang paling cepat ya KoinWorks. — Muhammad Sadad Sadad menambahkan, modal usaha yang didapatkannya ia manfaatkan di momen-momen menjelang Lebaran. Di kala permintaan pasar meningkat drastis, Sadad pun harus memperbanyak stok produknya.
“Kami bikin produk kan kayak bukan bikin permen. Beli ke toko, jadi. Kami kan harus bikin dulu dan prosesnya itu bulanan. Kami enggak bisa langsung (membuat produk) jadi saat itu juga,” ucapnya.

“Otomatis pas mau menyiapkan produk yang cukup banyak buat Lebaran, kami harus punya dana tambahan. Sementara dana tambahan itu sudah terpakai buat yang lain-lain juga. Nah, kebetulan ada KoinWorks yang alhamdulillah dana bisa cair dan bisa dipakai untuk produksi dan marketing,” imbuhnya.






Memang, bangkit dari kegagalan butuh usaha ekstra dan strategi yang efektif. Mengembangkan bisnis pun butuh keseriusan dan ketekunan. Apabila mengalami hambatan,
Masa-masa sulit menjalani Erigo mungkin menjadi pengalman tidak terlupakan bagi Sadad. Namun, berkat kegigihan, kerja keras, dukungan dari orang-orang sekitar, serta akses permodalan dari KoinWorks, kini Erigo bisa semakin melambungkan namanya.



Gue selalu percaya hard times always lead you to something great. Lo percaya aja deh, ketika lo masih susah, masih pusing, beban besar, bakal ada sesuatu yang besar ketika lo udah invest sekarang nih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BETTERDAY APPAREL

BETTERDAY APPAREL DAFTAR PRODUK BETTERDAY STREET WORLD IDR. 150.000 SIZE:S,M,L,XL BETTERDAY SLINGBAG MINI IDR. 1...